KOMPAS.com - Anak, sejatinya, masih bergantung pada orangtua. Jika mengacu pada konvensi internasional, kategori usia anak maksimal adalah 18 tahun. Selama anak masih berada dalam usia itu, mereka mengandalkan orangtua atau orang dewasa, untuk memenuhi kebutuhannya. Tugas orangtua adalah memenuhinya, namun bukan memanjakan anak. Anak juga perlu dilatih merencanakan hidupnya, termasuk keuangan.
Saat anak Anda meminta barang yang paling disukainya, tugas orangtua adalah memandunya merencanakan finansial. Orangtua perlu mengajarkan anak menabung untuk mendapatkan barang yang diimpikannya.
"Anak perlu memiliki kesadaran finansial. Jika menginginkan barang, buat perencanaan dengan menabung. Misalnya saat anak menginginkan sesuatu, ajak anak bicara, berikan motivasi, bahwa ia bisa mendapatkan barang tersebut namun harus menabung tiga bulan misalnya. Pembicaraan yang memberikan gairah, semangat untuk memiliki namun dengan cara yang tidak menerobos, perlu dimunculkan dalam kehidupan kita," jelas Arief Rachman, Pakar Pendidikan, saat talkshow di sela peluncuran BRI Junio, di Gandaria City, Jakarta, Sabtu (30/4/2011).
Arief melanjutkan, menghemat atau menabung merupakan cara baik, proses yang baik untuk anak-anak. Melalui cara ini, anak belajar menahan diri untuk membeli sesuatu yang diinginkannya. Anak juga tidak mengambil jalan pintas, menerobos, untuk mendapatkan sesuatu. "Menerobos adalah cara-cara korupsi," tambah Arief yang juga menyarankan orangtua mengajak anak menabung di bank.
Mental dan pola pikir mengenai kesadaran keuangan ini penting dibangun dalam diri anak. Orangtua punya andil dan memegang peran penting untuk menciptakan karakter positif ini. Meski begitu, kata Arief, pola hidup modern seperti pergi ke mal, berbelanja, tak perlu dihindari. Artinya, orangtua tak lantas menghemat dengan cara membatasi aktivitas. Perilaku menghemat perlu ditanamkan pada anak sebagai pola pikir dan mentalitas. "Bukan dengan menghindari mal agar anak tak meminta dibelikan sesuatu," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar